persona 4 chibi X3

persona 4 chibi X3

Senin, 30 Januari 2012

Perjuangan di Atas Atlantik


Perjuangan di Atas Atlantik
By Nafrizal Saputra

Rabu 16 Juli 2003
          Pagi yang cerah di kota Southampton,Inggris.Aku mulai membereskan beberapa berkas di kantor.Semalam aku lembur dan tak sempat membereskan berkas-berkasku.
          “Hi Richard,selamat pagi!”Sapaan Tristan teman sekantorku mengagetkanku sehingga beberapa kertas yang aku bawa terjatuh.Tristan dengan reflek membantuku.
          “Kamu sakit?”Tanyanya.”Hanya kurang tidur.”Jawabku.Tristan orang Inggris dan rekan kerjaku.Kami berdua sering bekerja dalam satu tim.Perusahaan kami memang mengharuskan kami bekerja tim agar terjalin komunikasi dan hubungan baik antar rekan kantor.Perbedaan budaya antara timur dan barat bukan berarti kami tak bisa berkumpul.Tapi terkadang aku merasa sebal saat orang Inggris menyebut namaku.Rizal.Terasa sulit di lidah mereka.Sehingga banyak yang memanggilku Richard atau Raichal.

Kamis 17 Juli 2003
       Hari ini Mr.Royal Hampton my big boss memanggilku ke ruangannya.Teman-temanku sudah menunggu dengan wajah deg-degan.Karena mungkin aku melakukan kesalahan.
          “Kamu salah?”Kata beberapa teman-temanku.Aku hanya mengangangkat bahu tanda tak tahu.
          Aku mengetuk pintu ruangan Mr Royal dengan halus.Sesaat aku dipersilahkan duduk oleh bos yang berbadan tambun itu.
“Richard..” Nah,panggilan yang paling tak kusukai.
“Mr Hampshire meminta kamu untuk ikut dalam pelayaran perdana kapal barunya ke New York besok Senin.Dia sangat kagum dengan hasil kerja kamu dan ini sebagai reward.”Ujar Mr Royal.”Banyak gadis-gadis cantik lho.”Bisik Mr Royal.Kami berdua tertawa.Kami berdua masih bergurau.Tak nampak hubungan antara atasan dan bawahan.
          “Kamu akan berangkat dengan Tristan.Ini tiketnya.Segera urus passport dan visa kamu.”Jelas Mr Royal.
          Saat keluar teman-temanku terdiam dan menanti apa yang akan terjadi.Dalam pikiran jahilku aku akan mengerjai Tristan habis-habisan.Dendamku saat Haloween setahun lalu.Aku sampai trauma.
Kuhampiri Tristan dengan muka masam.Aku marahin dia habis-habisan.
“Kenapa kamu lakukan ini.Kenapa kamu mengambil laporan itu.Aku dipecat.Tahu kamu?”Murkaku.Tristan berlutut-lutut sambil bersumpah dia tak melakukan hal itu.Temanku yang lain seperti Seperti Matt dan Nick menenangkanku.Hanya supervisorku Mr Trevon yang tertawa cekikikan Karena sudah tahu rencana jahilku.
“Lihat apa ini!”Ujarku pada Tristan.”Baca yang keras!”Perintahku.
“Pelayaran perdana kapal Naltic Southampton-New York….!”Tristan mendongak dan menyeka keringatnya.”Apa ini..”Tanyanya bingung.
Teman-temanku mulai paham dan mereka tertawa habis-habisan.Sementara Mr Trevon tertawa paling keras.Hanya Tristan yang masih melongo.

Senin 21 Juli 2003
       Kapal Naltic Hampshire milik Trans Hampshire UK merupakan kapal terbesar dan termewah.Kapal ini akan membawa kami ke New York,Amerika Serikat.Kapal ini bukan seperti kapal pesiar pada umumnya.Kapal ini merupakan kapal penumpang.Kapal tebagi dalam 3 kelas,kelas Utama,kelas 2 dan kelas 3.Para penumpang kelas utama adalah orang-orang termashyur di Eropa dan rekan kerja Trans Hampshire.Kelas 2 didominasi penumpang-penumpang perjalanan dinas dan penumpang kelas 3 adalah pekerja Trans Hampshire beserta keluarga yang akan pindah ke New York,pegawai perkebunan anggur dan pegawai kargo.
          Aku dan Tristan disambut Mr Hampshire dan keluarga saat di pelabuhan.”Hello Richard.”Sapa Mr Hampshire.Puteri Mr Hampshire,Isabelle pun tersenyum kepada kami.
          Kapal meninggalkan dermaga tepat pukul 12.00 siang.Kapal berlayar menyusuri selat Inggris.Berhenti sebentar di Cherbourgh,Perancis dan Cobh,Irlandia,kapal menyusuri lautan bersama 3.360 penumpang.
          “Kapal yang hebat ya!”Ujarku pada Tristan saat tur di dalam kapal bersama Mr Hampshire dan Kapten Josua,sang kapten Naltic.Kapal memiliki panjang 220 meter dengan tinggi dari permukaan air hingga geladak 22 meter.Lebar kapal 17 meter,membuat kapal ini semacam kapal raksasa.Kami berada di lobby kapal.Lobby ini merupakan ruang utama di kapal ini.Dengan bentuk seperti tabung melingkar dihiasi dengan ornament etnik.Ada satu tangga lingkar yang menghubungkan antara dek satu dengan dek lainnya.
          Selesai mengikuti tur aku dan Tristan menuju kabin kami 25 A.Kabin kami berada di dek paling atas.Woooow amazing,Kabin kami sangat mewah.Dengan ruang tamu terpisah dan balkon yang menghadap laut.Saat berada di balkon aku bisa merasakan semilirnya angin laut dan teriknya matahari.

Selasa 22 Juli 2003
       Pukul 07.00 pagi aku dan Tristan sarapan pagi di Colombo Restaurant.Restoran yang luar biasa.Dengan atap dari kaca yang transparan,terlihat jelas birunya langit dan putihnya awan.Sinar matahari hangat menimpa kami semua yang berada di restoran tersebut.
          “Seperti istana ya Richard.”Ujar Tristan.
          “Yeah,bagaimana mereka membuatnya?Kapal seperti ini kalau tenggelam ngeri juga hahaha..”Ujarku sambil tertawa.
          “Tapi banyak orang yang menyangsingkan kapal ini bisa tenggelam.”Ujar suara seorang pria.Aku menoleh.”Hi Kevin.Kamu ikut pelayaran ini?”Pekikku pada Kevin,teman lain kantor.
          “Apa yang tejadi dengan ponselmu?Aku mencoba menghubungimu beberapa kali.Hi Tristan.”Ujarnya setelah duduk.
          “Sorry,aku mengganti nomorku dan belum sempat memberitahumu?”Ujaraku.”Apa kamu masih diteror?”Godanya.
          Kevin bekerja di perusahaan yang menjadi teman kami.Juga klien Trans Hampshire.
          Selesai menikmati sarapan,aku,Tristan dan Kevin menyusuri seluruh kapal.Kami sangat takjub dengan kapal raksasa ini.Kami mulai menyusuri bagian depan kapal.Di anjungan aku berkenalan dengan Mr Lowe,seorang perwira kapal.Mr Lowe bejanji pada kami akan mengantar kami berkeliling kapal saat dia libur dari tugas.
          Aku dan Tristan memasuki perpustakaan kapal yang memiliki 3000an buku dan arsip kuno.Sementara Kevin lebih memilih menembak di dek kapal.”Ini favoritmu,arsip kuno.”Ujar Tristan.Aku memilah milah beberapa arsip kuno di perpustakaan itu.Lumayan menambah pengetahuanku tentang negara kedua ku Inggris.
          “Nanti mau makan dimana?”Tanya Tristan.”Hmm aku kangen dengan masakan asia.Bagaimana kalau kita makan makanan asia?”Saranku.”Euh..”Kernyit Tristan.”Terlalu banyak lemak.”
          “Daripada junk food,favorit kamu?”Sergahku.”Ok ok.”Ujar Tristan sambil mnengadahkan kedua tangannya.

          Asian Deck,merupakan restoran outdoor di Naltic yang menjual makanan khas asia.Terletak di bagian paling belakang kapal.Di dek C,atau 2 tingkat dari geladak.Disana bisa dijumpai masakan China,Jepang,India,Arab sampai masakan kampung halamanku Indonesia.
          Kalau masakan asia Tristan lebih suka masakan Jepang yang syarat serat dan sayuran.Kalau aku jangan ditanya.Nasi Padang merupakan menu favoritku yang selalu aku rindukan semenjak tinggal di Inggris selama 3 tahun.

          Pukul 7 malam,aku dan Tristan menghadiri makan malam bersama staff kapal,Mr Hampshire dan keluarga serta beberapa penumpang kelas 1 yang termahsyur dan super kaya.Disana aku juga betemu dengan Kevin.
          “Hello Mr Richard!”Seru Mr Josua,kapten Naltic.Mr Josua memeperkenalkanku pada Mr Gerald perancang kapal Naltic.Selain bekenalan dengan Mr Gerald sang perancang,aku juga berkenalan dengan para pengusaha terkenal lainnya.”Lumayan mampu mendongkrak reputasi perusahaan.”
          Di meja yang besar aku dan Tristan bergabung dengan Mr Gerald perancang Naltic,Mr Josua kapten naltic,Mr Hampshire pemilik Naltic dan putranya Eduardo,Mr Khamen pengusaha parfum dari Mesir,Mr Denny pengusaha donat franchise dan Mr Albert pengusaha restoran Eropa yang terkenal.
          “Satu-satunya dari perusahaan periklanan hanya Mr Richard.Ada inovasi apa?”Mr Gerald mulai membuka pembicaraan.
          “Perusahaan kami lebih memfokuskan produk daripada model iklan.Tak perlu pakai bintang Hollywood cukup rakyat sipil saja.”Celotehanku mengundang gelak tawa seluruh meja.”Anda dari Indonesia Mr Richard?”Tanya Mr Khamen.Aku pun mengangguk sambil meminum anggur.
          “Bagaimana kondisi Bali setelah pengeboman.Saya dengar Indonesia sedang ada teroris?”Tanya Mr Khamen dengan serius.”Makanya Mr Richard pindah ke Inggris.”Celetuk Mr Josua.Kami pun tertawa.”Ya baik-baik saja!”Ujarku.Jujur aku belum tahu secara pasti kondisi negeriku tercinta,karena aku belum pulang ke Indonesia selama 3 tahun.
          “Mr Richard,saya tertarik dengan anda…”Ujar Mr Denny terputus karena tersedak saat menghirup anggur.”Maka Mr Denny akan melamar anda!”Potong Mr Khamen.Kami tertawa kembali.Bahkan beberapa orang menggodaku dengan mempromisikanku,termasuk Tristan.”Perusahaan saya di Inggris akan bekerja sama dengan periklanan anda untuk memasarkan produk kami.”Lanjut Mr Denny.
          “Baik saya akan bawa proposal perusahaan kepada Anda besok.”Ujarku.”Tapi sebelumnya mari kita santap daging kambing ini.”Tukasku sambil mengambil sepotong kambing yang besar.

Rabu 23 Juli 2003
          Aku terjaga di pagi hari sekitar pukul 3 dini hari.Sial.Kenapa bisa begini.Kulihat Tristan tengah tidur berselimut sampai ke dagu.Aku berjingkat keluar.Menyusuri lorong kabin dan keluar di dek A.Dinginnya menusuk tulang.Aku lupa memakai mantel.Untuk kembali pun terlalu jauh.Akhirnya kuputuskan untuk tetap melangkah.
          “Pakai ini udara sangat dingin.”Ujar Mr Lowe sambil memakaikanku sebuah mantel.Agak risih juga,tapi kuanggap sebagai servis pegawai terhadap tamu.”Ah Mr Lowe terima kasih.”
          “Kenapa malam-malam seperti ini keluar?”Tanyanya sambil berjalan.
          “Aku terbangun.Rencananya aku akan ke kafe internet.”tukasku.
          “Kafe internet tidak buka selama 24 jam.Kalau tak keberatan mari kita ke ruanganku.”Ajak Mr Lowe.Kami berjalan menuju anjungan dan turun hingga haluan.Dari haluan kami masuk ke dek D.
          Ruangan Mr Lowe lumayan besar.Ada ruang tamu dan kamar tersendiri.Mr Lowe menjamuku dengan roti manis dan secangkir the lemon hangat.”Yah kehidupanku selalu di laut.”Ujarnya sambil meletakkan jamuannya.
          “Terkadang aku juga merasa bosan hidup di Inggris.Karena tanah kelahiranku di Indonesia.”Ujarku.”Kamu masih muda,masih sendiri.”Ujar Mr Lowe mulai akrab.
          “Aku sudah memiliki anak dan istri.terkadang aku merasa kangen dengan mereka.Tapi karena pekerjaan menuntut aku harus selalu ke luar negeri apa boleh buat.”Terbesit raut kesedihan dari wajah perwira berusia 27 tahun ini.”aku juga pernah berkunjung ke Indonesia.tempat yang indah.”Tambahnya.
          “Menurutku Indonesia sangat indah.Saat itu kapal kami merapat di Bali dan Lombok.kami disuguhi pemandangan yang spektakuler.’Tambah Mr Lowe sambil menyeruput the lemonnya.Terbesit rasa bangga dalam diriku.Aku orang Indonesia,yang memilik tempat indah.
          “Aku sering butuh teman untuk mengobrol.Namun jarang ada teman-teman satu kapal yang mau kuajak ngobrol.”Aku hanya mendengarkan sambil menggigit roti manis yang ternyata rasa madu tersebut.
          “Mr Lowe boleh mengajakku mengobrol jika aku punya waktu.”Tawarku.”Panggil aku Lowe jangan pakai title.”Ujarnya sambil tertawa.Kamipun tertawa lepas.




          Siang itu aku dan Tristan sedang berbelanja di mall kapal tersebut.”Gila.Kapal ada mall nya juga.”Decak Tristan.
          “Semalam kamu kemana?”Ujar Tristan sambil memilih kemeja Pierre Cardin.”Hanya ngobrol dengan Mr Lowe.”Tukasku.
          “Kukira kau terjun ke laut.”Goda Tristan.”Gila kamu.”
          “Menurutmu rambutku masih bagus?”Tanyanya.Aku mengangguk.
          “Serius?Soalnya Angel akan menjemputku saat di New York!”
          “Angel di New York?”Tanyaku mengenai tunangan Tristan.Tristan mengangguk.”Katanya dari Meksiko dia ke New York dulu”Jelasnya.
          “Tajir banget tu anak.”Tukasku.Pakai bahasa Indonesia gaul tentunya.Angel adalah tunangan Tristan.Berasal dari keluarga ningrat.Masih berkerabat dengan kerajaan Inggris.
          “Hem kamu sudah bertunangan selama 3 tahun.Kapan kamu menikah.?”Tanyaku pada Tristan.”Mungkin satu tahun lagi.”Balasnya.Aku hanya angkat bahu.”Kamu sendiri?”Tanya Tristan.”Aku?”Tanyaku sambil menunjuk diriku sendiri.
          “kapan kamu tunangan atau menikah?”Tegasnya dengan mimic serius.”Aku kan masih berusia 20 tahun,masih lama?”Balasku sembari tertawa.
          “Aku ingin berenang!”Ujarnya kembali.”Hm Ok aku bisa menikmati minuman dingin di dek.”Kami menuju ke dek atas.Di dek Tristan langsung masuk ke kolam renag berukuran sedang tersebut.Sebenarnya ada kolam renang ukuran Olympic tapi berada di ruang tertutup dan kami tidak suka.Aku menikmati segelas limun dingin sambil bersantai di kursi panjang dan menikmati teriknya matahari.
          “Hello Richard.”Sapaan halus tersebut membuyarkan lamunanku.
          “Ah Mr Lowe,sedang berkeliling rupanya?”Tanyaku.Dia mengangguk.”Besok aku bebas tugas mau berkeliling?”Tawarnya.Aku pun mengangguk.Kami berdua kembali hanyut dalam obrolan ringan.Mr Lowe memang sosok yang mampu beradaptasi dengan orang dan hobi mengoborl tentunya.Namun kita mengobrol hanya untuk bertukar pikiran bukan untuk membicarakan hal yang tidak penting.
          “Baik setelah sarapan aku temui kalian di lobby utama.”Ucapnya saat akan berpisah.Aku dan Tristan girang bukan kepalang.Berkeliling kapal memang sudah kami rencanakan sebelum berangkat.
          Ku lihat matahari sore tenggelam di ufuk barat Atlantik.Sebersit rasa bimbang menyeruak dalam hatiku.Berada di kapal yang bisa dikatakan tak mungkin tenggelam,besar dan mewah.Pengalaman luar biasa.



Kamis 24 Juli 2003
       Tepat pukul 9 pagi aku,Tristan,Kevin dan Lowe mulai mengelilingi kapal.Dimulai dari anjungan.Ternyata Lowe termasuk perwira senior yang dihormati.Ini terbukti seluruh staff yang bertugas saat itu memberi salam dan membungkuk tanda hormat.
          “Hello Mr Richard!”Seru Mr Josua dari balik anjungan.Aku pun membalas sapaannya.
          “Kemudi Naltic dikendalikan oleh 3 komputer utama ini.Satu untuk mengatur arah dan menjaga keseimbangan,satunya lagi untuk mengatur kecepatan dan yang terakhir untuk mengontrol seluruh isi kapal.Bisa dibilang computer yang terakhir urat nadi kapal ini.”Jelas Lowe.Selain kemudi otomatis,Naltic memiliki kemudi manual.Aku sendiri sedikit bingung dengan penjelasan Lowe.banyak sekali mesin dan tombol di pusat kemudi kapal ini.
          Di dek kapal kami diperlihatkan peralatan keamanan.Selain ada sekoci ada juga pelampung dan perahu karet.
          “Naltic memiliki 35 sekoci,cukup untuk mengangkut 4.000 penumpang.Selain itu di sekoci dilengkapi bahan makanan dan beberapa obat-obatan yang menjamin penumpangnya di kala genting.”Jelas Lowe lagi.”Sekoci ini menggunakan dayung?”Tanyaku.
          “Ya.Karena jika sesuatu terjadi penumpang akan dilepas sendiri bersama sekoci ini dan akan lebih mudah bukan jika memakai dayung?”Jelasnya.
          Kami lalu menuju ke kelas 3.Dimana para penumpang yang terdiri dari pegawai-pegawai rendahan berada.Saat kami memasuki gerbang menuju kelas 3,bau pengap menyeruak.Aku menutup hidung.Lowe tertawa melihat hal tersebut.
          Dek kelas 3 terdiri dari kabin-kabin sempit yang berisi 4 sampai 6 orang.Hanya ada satu restoran di kelas ini.
          “Ini kelas 3.Memang digunakan untuk mengangkut beberapa pegawai dan keluarga dari beberapa perusahaan di Inggris untuk dipindahkan ke New York.Menghemat pengeluaran perusahaan.”Jelas Lowe sambil tertawa.Ku lihat fasilitasnya sangat minim.Mungkin mereka hanya bisa makan atau hanya berada di kabin saja disini tanpa melakukan aktifitas yang lain.






Jumat 24 Juli 2003
       Pukul setengah 2 dinihari aku dan Tristan masih terjaga.Kami tidak bisa tidur.Padahal kami sangat capek setelah berkeliling kapal.Tapi mata sulit sekali untuk terpejam.Tristan memutuskan untuk ke kafe kapal.Aku hanya di kabin dan bersantai di balkon sambil menikmati angin malam.
          Tiba-tiba aku mendengar seperti suara ledakan dan kapal sedikit bergetar.Reflek aku berdiri,mengambil mantel dan keluar.Kulihat di lorong kabin beberapa penumpang berada di luar masih dengan baju tidur mereka.
          “Kamu merasakan getaran?”Tanya Mr Anderson penghuni kabin sebelah.Aku mengangguk.Beberapa penumpang meributkan getaran tadi.Terbesit ada rasa kecemasan di wajah beberapa penumpang di lorong tadi.Aku masuk kembali ke kabin.Kevin tergopoh-gopoh datang ke kabinku.
          “Richard Naltic akan tenggelam!”Serunya.Aku mengernyitkan dahi.”Naltic akan tenggelam.”Ulang Kevin.”Maksud kamu?”Tanyaku dengan sedikit bingung.
          Kevin menarikku ke kabinnya.Ada Lowe disana.Aku sangat bingung.
          “Apa yang terjadi?”Tanyaku.”Naltic tenggelam Richard!’Ujar Lowe dengan nada sedih dan pelan.”Kenapa?”
          “Karena ledakan tadi dan parahnya navigasi kapal dan alat komunikasi konslet.Kapal diperkirakan tenggelam dalam satu jam!”Sambung Kevin.”Ayo kalian segera ke sekoci.Staff Naltic sedang mempersiapkan sekoci untuk penumpang!”Teriak Lowe.Kevin menoleh padaku.”Tristan sedang di kafe.”Ujarku.”Aku akan mencari Tristan!”Ujar Lowe sambil berdiri dan mengambil jas nya.Aku dan Kevin keluar kabin.
          “Tunggu!”Cegah Lowe.”Pakai pelampung ini dan naiklah sekoci di sisi tengah,mereka mengijinkan laki-laki untuk naik disana!”Saran Lowe
          “Jaga dirimu Lowe!”Ujarku.”Sampai bertemu di New York.”Ratap Lowe.
          Aku dan Kevin menyusuri lorong kabin,melewati lobby utama dan beberapa ruang mewah yang lain.Kulihat juga para penumpang berada disana dengan pelampung mereka.
          Pukul 2.20 aku dan Kevin berada di dek atas.Seperti kata Lowe kami berada di sisi tengah.Beberapa penumpang menaiki sekoci.Kulihat beberapa staff tengah membantu mereka.Kami menunggu agak ke belakang.Tiba-tiba kurasakan kapal sedikti miring.Sebuah gelas terjatuh dan menggelinding.”Kapal miring.”Ujarku.Kevin meremas tanganku.Ku rasa dia ketakutan.Wajahnya penuh keringat.Beberapa penumpang berebutan naik sekoci.Kevin menyeretku untuk masuk ke dalam sekoci.
          “Jangan.”Sergahku.”Kita jangan berada di sekoci.Kapal akan miring.kita bisa terlempar!”Jelasku.
          “Lalu?’Tanya Kevin.”Kita bertahan dulu di kapal!”Ujarku sambil mengedarkan pandangan.Benar saja beberapa sekoci terjun ke laut saat kapal miring.Kevin berpegangan pada tiang sekoci.Aku terjatuh dan mencengkeram kaki Kevin.
          “Tahan Richard.Jangan lepaskan.Aku akan menarikmu!”Teriak Kevin.Teriakan penumpang yang kalut membuat bulu romaku bergidik.Seorang wanita berhasil kutangkap saat dia meluncur disebelahku.
          “Terima kasih.”Ujarnya.Belum sempat aku menariknya,tubuhnya terseret seorang pria yang meluncur.Teriakan wanita itu bergabung dengan teriakan si pria tadi dan hilang.Kevin masih berusaha menarikku.Aku pun berusaha mengangkat tubuhku agar bisa berdiri.Sulit sekali.Posisi kapal miring dan beberapa orang mencoba mencengkeram kakiku saat mereka meluncur.Aku berhasil berdiri namun seorang pria menubruk kakiku dan aku kembali tersungkur.Untung aku masih sempat mencengkeram kaki Kevin lagi.
          “Richard,tarik badanmu!”Perintah Kevin.Aku berusaha menarik badanku.Berhasil.Aku berpegangah pada pembatas dek.Aku mengedarkan pandangan ke sekitar laut.Kapal miring kira-kira 45 derajat.
          “Lihat Kevin sekoci nomor 4 hanya berisi setengah.Kita bisa menyusulnya.”Jelasku sambil mengernyitkan mata untuk meyakinkan itu sekoci bukan gumpalan es.
          “Kamu gila,kita terjun?”Tanyanya.”Ini nyawa taruhannya.”Jelasku.Dan kuraih tanganya.Kami berdua terjun dari ketinggian kira-kira 50 meter.
          Byuuuur.Dinginnya Atlantik menusuk tulangku.Lebih dingin dari air es di kulkas.”Dingin Richard!”Rengek Kevin.”Ayo berenang.”
          Aku dan Kevin berenang menuju sekoci nomor 4.Aku menoleh ke belakang.Naltic masih miring dan teriakan dari penumpang seakan tak pernah putus.
          “Tali.Lemparkan tali pada kami!’Teriakku saat jarak kami dengan sekoci nomor 4 hanya 500 meter.Mereka melemparkan tali.
          “Ikatkan pada tubuh kalian kita akan menarik kalian!”Teriak salah seorang di sekoci tadi.Tak lama kami sudah berada di sekoci.Para penumpang yang lain langsung menyelimuti kami dengan selimut tebal.Kami menggigil.

          Di buritan Tristan dan Lowe berjuang.Mereka berpegangan pada pagar buritan.”Aku khawatir dengan Richard dan Kevin.”Ujar Tristan
          “Tenang.Mereka pasti sudah di sekoci karena sudah kuperintahkan dengan benar.”Lowe menenangkan.

          Naltic semakin miring.Tiba –tiba.Kreeeeeeeek.Kapal terbelah menjadi 2.Teriakan penumpang semakin nyaring.Buritan kapal tenggelam.Lalu seluruh kapal benar-benar tenggelam.Tristan dan Lowe mencoba untuk naik ke atas.Mereka tersedot arus kapal.Lowe berhasil menarik tangan Tristan dan mereka muncul di permukaan.
          Lowe dan Tristan bertahan di sekoci yang terbalik bersama beberapa penumpang yang lain.Mereka terus menyerukan peluit dan peluru suar.Penumpang yang lain menggapai-gapai di permukaan
          “Kamu gila kalau kita kembali sekoci kita akan terbalik!”Teriak Mr Jacob.Kami semua berdebat untuk kembali atau tidak.Aku tak mampu berucap apa-apa lagi.Tubuhku serasa beku.
          “Masih ada ruang untuk mereka.Kita hanya 16 orang!”Teriak Mr Vischer tak kalah galak.
          “16 berbanding ribuan.Kamu mau mati?’Tantang Mr Jacob.
          “Sudah!Sudah!Cukup!”Lerai Miss Ana.”Kita berada di tengah bencana.Jangan menambah bencana disini!”Teriak wanita keturunan Ceko ini.”Sebaiknya kita menunggu.Kita punya cukup bahan makanan dan obat-obatan.”Terang Mr Jacob.

          Berita di koran pagi dipenuhi berita tentang tenggelamnya kapal.Ternyata kapal Marshall menangkap sinyal darurat Naltic.namun,karena rusaknya komunikasi Naltic,Marshall belum sempat mencatat koordinat kapal.
          Berita di koran menjelaskan belum ada kepastian korban yang selamat atau meninggal.Bahkan salah satu media masa menjelaskan seluruh penumpang tewas.Mr Royal Hampton my big boss terlihat sedih.Selain itu teman-temanku dan Tristan tak banyak bicara.Mereka menanti Mr Trevon yang diperintahkan Mr Royal untuk mencari keberadaanku dan Tristan.
          “Terakhir Tristan mengirim e-mail padaku.Kira-kira 1 jam sebelum tenggelam.’Richard tidur dan aku sedang berada di kafe.Kapalnya luar biasa’.”Ujar Matt.Bahkan Ronda dan Helga menangis saat melihat e-mail itu dari akun Matt.
          Orang tuaku Mr Supriyatno dan orang tua Tristan Mr Erikson berada di perusahaan Mr Royal untuk mengetahui keberadaanku.Mr Royal menjelaskan seluruh penumpang belum diketahui nasibnya bahkan posisi kapal belum diketahui.Angkatan laut Inggris dikerahkan untuk mencari korban dan posisi kapal.Menggunakan kapal induk Asiatic bantuan dari Jepang dan kapal Marshall melakukan pencarian di beberapa titik yang disinyalir posisi Naltic.

          Pukul 9 pagi aku terbangun.Aku masih berada di sekoci bersama 16 penumpang lainnya.Kevin masih terlelap.Miss Ana menawariku sepotong roti dan air mineral.”Makanlah.”Ujarnya dengan halus.Aku pun memakan roti kecil itu dan meminum sedikit air.
          “Kita harus menghemat persediaan kita.Itu makan pagimu Mr…”Ujarnya terputus.”Richard dan ini Kevin temanku.”Jelasku.Miss Ana mengedarkan pandangannya.”Kau mengkhawatirkan sesuatu?”Tanyaku.
          “Aku terpisah dengan kakaku saat berada di sekoci.Kakak terlempar dari sekoci.”Ratapnya.Aku teringat Tristan dan Lowe.bagaimana keadaan mereka.Tak sadar aku memegang bahunya.Ia menyandarkan tubuhnya di dadaku.”Aku pun sama aku dan Kevin terpisah dengan ke 2 sahabat terbaik kami.Tapi aku yakin sahabatku itu dan kakakmu pasti selamat.”Aku mencoba menenagkan.
          “Mr Harris bangun.”Teriak Mrs Harris dengan berlinang air mata.Ku lihat Mr Harris tak bergeming.Matanya terpejam dan badannya tak bergerak sedikitpun mesti kami guncang-guncang.
          Miss Ana mendekati.Dia memeriksa detak jantung dan nadi Mr Harris.”Maaf Mrs Harris,Mr Harris sudah meninggal.”Ujar Miss Ana sedikit bergetar.Mrs Harris menangis sejadinya.Manita setengah baya itu menjatuhkan tubuhnya ke pangkuan Mrs Jacob.Mrs Jacob berusaha menenangkan.Kami membungkus jasad Mr Harris dengan sisa pelampung dan menaruhnya di ujung sambil dipeluk Mrs Harris.
         

          Kapal induk Asiatic menemukan posisi kapal.Di permukaan ditemukan ratusan mayat dan beberapa barang-barang yang lain.
          “Asiatic melaporkan.Kami menemukan posisi kapal 60 mill dari Newfounland.Asiatic copy.” Operator Asiatic melaporkan ke kapal Marshall dan angkatan laut Inggris.
          800 orang telah dipastikan tewas.Data penumpang yang tewas telah disebar.Beberapa media masa cetak maupun elektronik melansir data korban yang telah dipastikan tewas dan ditemukan.
          Mr Trevon melihat dan memeriksa data korban yang dilansir majalah terbitan kota Southampton.”Syukurlah mereka tidak ada di daftra ini.Kuharap mereka selamat.”Doanya.




Sabtu 25 Juli 2003
       Pukul 5 pagi kapal Marshall menemukan sekoci nomor 2,12 mill dari posisi Naltic.80 orang berhasil selamat di sekoci tersebut.Mereka terlihat lemah dan trauma.Mereka lalu dirawat di kapal Marshall.
          Data mereka segera dilansir.Teman-teman di perusahaan kami pun lemas saat tak menemukan nama kami di daftar sekoci nomor 2 tersebut.
          “Aku sangat khawatir dengan Richard dan Tristan.”Ujar Mr Royal dengan nada sedih.         
          “Nyalakan TV ada berita Naltic.”Teriak Helga dari pintu masuk.Ronda menyalakan Tv dan teman-teman terbaikku ini mengambil posisi untuk mendengarkan bencana yang telah melibatkan aku dan Tristan.
          “Kapal Marshall telah menemukan sekoci Naltic bernomor 2 20 mill dari posisi tenggelamnya kapal.Para penumpang berjumlah 80 orang berikut data mereka.”Ujar pembaca berita di TV.
          “Nama Richard dan Tristan tidak ada.”Rengek Helga hamper menangis.”Bagaimana nasib mereka.”Matt tak kalah sedihnya.
          “Kita harus optimis bahwa Richard dan Tristan selamat.Berdoalah!”Perintah Mr Trevon.Padahal terbesit cemas dalam wajahnya.
          “Menurut beberapa penumpang kapal tenggelam setelah terjadi ledakan dan dipastikan ada 8 sekoci yang berhsil diturunkan dengan beberapa penumpang.”Pembaca berita lebih serius lagi.
          “Syukur setidaknya masih ada harapan.”Gumam Mr Royal sambil masuk ke ruangannya.
          Kesaksian para penumpang di televise menjadi satu-satunya media untuk mengetahui apa yang terjadi di atas Naltic karena para penumpang yang selamat masih belum diketahui keberadaannya.
          “Diperkirakan ada 700 orang di sekoci yang lain.Demikian breaking news.”
          “700 berbanding 3000 sungguh angka yang mebuatku merinding.”Ujar Matt.


          Miss Ana membagikan kue-kue kecil dan sedikit air untuk makan siang kami.”Maaf kita harus berhemat.”Ujarnya.Beberapa penumpang memaklumi keadaan.
          “Aku rindu rumahku.”Bisik Mr Vischer,eksekutif muda berusia 28 tahun itu.”Aku juga.”Balasku.
          “Keluargaku sedang apa?”Tanyanya dengan wajah yang sedih.”Sedang berusaha mencari kita tentunya.”Jawabku.
          “Ana kau punya bintang?”Tanya Mr Vischer.Ucapan Mr Vischer mulai terdengar ngawur.”Aku melihat bintang.”Ujarnya kembali.
          “Richard ajak Vischer mengoborl.Kurasa dia sudah mulai lemah.”Perintah Miss Ana.
          “Vischer kau pernah berkunjung ke Bali?”Tanyaku.Dia menggeleng.”Jika kau selamat aku akan mengajakmu ke sana bersama Ana.kita akan melihat matahari terbenam di pantai yang indah.Kita akan menikmati hangatnya angin tropis di Bali.”Jelasku.Ana ikut tersenyum.Tiba-tiba Vischer bersandar di bahuku.
          “Pasti tempat yang indah.Bali.”Ujarnya sedikit bergetar.Aku tersenyum.
          “Negaraku Indonesia memiliki tempat indah lainnya dan negaraku memiliki wanita-wanita yang cantik.”Ujarku sambil tertawa.Vischer tertawa dengan lemah.Ana terus melakukan pijatan pada ujung kaki Vischer.
          “Kurasa dia dehidrasi!”Ujarnya.”Kau dokter ya Ana?”Tanyaku.Miss Ana hanya tersenyum.
          “Vischer minumlah ini.”Ana memberikan air yang cukup banyak.”Air siapa itu?”Tanyaku.
          “Akan kukurangi jatah airku untuknya.”Jawab Ana.”Aku juga.”Tegasku.”Aku juga.”Kevin pun ikut mendonorkan juga.
          “Tidak Kevin kau juga lemah biar kami berdua saja.”Tukasku.”Richard benar Kevin.”Ujar Miss Ana
          Air yang diberikan Ana mampu menahan Mr Vischer selama 3 jam.Tepat pukul 3 sore dia meninggal.Kami sepakat akan mengubur di dasar laut bersama Mr Harris.
          Mr Jacob memimpin upacara pemakaman ini sesederhana mungkin.Kami semua memanjatkan doa semampu kami.
          “Sampai kapan kita akan terkatung-katung seperti ini?”Ujar Mrs Harris.”Kita pasti selamat.Tenanglah Mrs Harris!”Miss Ana menenangkan sambil mengusap bahu Mrs Harris.Aku mengedarkan pandangan.Hanya laut luas di sekitar kami.Kami tak tahu arah.

Minggu 26 juli 2003
       Keadaan kami di sekoci sudah benar-benar lemah.Kami semua sudah kehabisan tenaga.Kami terkena dehidrasi.Miss Ana pun sama lemahnya.Dia hanya bersandar di bahuku sambil berselimut.Aku pun sama.Bersandar pada ujung sekoci bersama Kevin dan berselimut.
          “Untung laut sedang baik.Jadi kita tidak harus terjebak di badai.”Ujar Miss Ana.Aku pun hanya mengangguk dan tersenyum.Badanku rasanya sudah sangat lemah.Bahkan untuk membuka matapun rasanya berat.Namun aku tetap berusaha terjaga.


          Lowe dan Tristan.Mereka terjebak di sekoci 3 dengan keadaan parah.Bahan makanan banyak yang jatuh ke laut.Mereka bersama 8 orang di sekoci tersebut.
          “Aku ini pecundang.”Ujar Lowe.”Kenapa?”Tanya Tristan
          “Hanya aku saja yang selamat.Lalu bagaimana nasib perwira lain?”Ujarnya.Lowe menunduk sambil mengatupkan kedua tangannya.

          Presiden Trans Hampshire UK melansir manifest penumpang kapal.Hampir seluruh penumpang Naltic adalah warga Inggris,Perancis dan Amerika.Data korban tewas mencapai 556 dan korban selamat hanya 80 orang.Kerjasama beberapa Negara digalakkan untuk mencari para korban.Termasuk Indonesia.Meskipun hanya ada 1 penumpang yang bearad di atas kapal yaitu aku,pemerintah Indonesia mengerahkan pasukan SAR untuk bergabung dengan kapal Asiatic.Selain itu pemerintah Ukraina dan Portugal mengerahkan beberapa pesawat untuk mencari korban selamat.
          Malam sekitar pukul 10.Aku terjaga.Aku ingin menangis karena mengingat keluargaku,teman-temanku dan nasib Lowe serta Tristan.Tiba-tiba tanganku menyentuh sebuah benda keras.”Apa ini?”Tanyaku sambil menariknya.”Ana lihat ada suar!”Teriakku.Miss Ana mengucek matanya.
          “Kita gunakan ini sebagai isyarat pertolongan!”Uajrku.Aku memantik suar yang berbentuk seperti pistol itu.
          Duaaaaaaaaaaaaaar…Suara melengking mengelilingi kami dan membuat beberapa penumpang terbangun.Cahaya bulat berwarna merah itu melayang-layang di langit.”Apa itu?”Tanya Mrs Harris.
          “Ini suar.Mampu meberikan isyarat pertolongan dari jarak jauh.”Jelas Miss Ana.

          Kapal Oceanic berbendera Bahamas menangkap suar kami.Kapten kapal Oceanic menangkap cahaya suar melalui teropongnya.Kapal Oceanic berlayar lebih jauh ke Selatan untuk menyelamatkan kami.
          “Suar apa itu?”Gumam Mr Ilby,kapten Oceanic.





Senin 24 Juli 2003
       Pukul 7 pagi,aku melihat sebuah kapal besar berlayar di dekat kami.Aku mengernyitkan mata untuk memastikannya.
          “Ana.Bangun ada kapal!”Teriakku.Miss Ana terbangun.
          “Hei!!Tolong kami!!”Teriakku sambil mengibarkan jas.Miss Ana tak kalah.Dia melepas mantelnya dan mengibarkan sambil berteriak-teriak.Tindakan kami pun diikuti oleh yang lain.
          Kapal itu ternyata Oceanic.Oceanic menurunkan 2 sekoci untuk mengangkut kami ke atas kapal itu.Kami pun berucap syukur.Kami bersandar kembali .Padahal sekoci kami sedikit demi sedikit mulai bocor.Senyum pun tersungging dari kami semua.
          “Ana kita selamat!”Ujarku.Tanpa sadar aku menciumnya.”Maaf.”Ujarku.Ana hanya tersenyum.Kevin tersenyum sambil menyikutku dan menaikkan alisnya.”Apaan sih?”Ujarku.
          Total penumpang di sekoci kami 14 orang.Kami disambut oleh Kapten Ilbas.”Syukurlah kalian selamat.”Ujar Kapten Ilbas.Kamipun dirawat di kapal Oceanic sambil berlayar menuju New York.

          Sekoci nomor 3 yang ditumpangi Tristan dan Lowe semakin parah.Dari 8 orang 3 orang tewas.Bahan makanan mulai menipis.Mereka hanya bersandar di atas sekoci tersebut.
          “Tak apa jika aku mati yang penting Richard selamat.”Ujar Lowe lirih.Tristan kaget.”Ah maaf kau jangan berburuk sangka.”Ujar Lowe kembali.”Aku sudah menganggapnya sahabat terbaik.Hanya dia yang bisa memahamiki.”Ujarnya kembali.
          “Yah aku juga.Memiliki sahabat seperti Richard memang sangat luar biasa.Dia rela berkorban demi sahabatnya sendiri.”Ujar Tristan.”Benar katamu Lowe.Tak apa kita mati yang penting Richard selamat agar bisa membuat orang lain senang dengan persahabatannya.”Tambah Tristan.

          “Nyalakan TV,Richard selamat.”Pekik Mr Trevon dari ponselnya.Matt menyalakan TV dan teman-temanku melihat dengan serius.
          “Kapal berbendera Bahamas Oceanic menemukan sekoci Naltic bernomor 4.Di sekoci tersebut terdapat 14 orang selamat.12 penumpang warga Inggris 1 orang warga Ceko dan 1 orang warga Indonesia.Kapal ditemukan 13 mill dari tenggelamnya Naltic.Sebenarnya ada 16 orang di sekoci tersebut namun 2 orang tewas sebelum diselamatkan.Berikut rekaman satelit saat penyelamatan.”Ujar pembaca berita dari TV
          “Lihat itu Richard!”Pekik Helga dengan gembira.”Tapi mana Tristan?”Ujarnya kembali sedih.
          “Setidaknya Richard selamat.”Ujar Matt.”Lebih bagus lagi kalau mereka berdua selamat.”Ujar Helga hampir menangis.
          “Aku yakin Tristan juga selamat.”Hibur Matt lagi

          Pukul 9 malam sekoci nomor 3 yang ditumpangi Tristan dan Lowe berhasil diselamatkan kapal Asiatic.Parah.Penumpang hanya tinggal 3 orang.Bahkan Tristan dan Lowe keadaannya semakin parah.
          “Kalian akan dirawat disini dan akan kita kembalikan ke Inggris.”Ujar Mr Ryan ketua penyelamatan Asiatic.Tristan keadaanya parah.Dia pingsan dan harus dirawat di rumah sakit darat.Lowe dengan sabar menemani.
          Saat itu juga Tristan dan Lowe diterbangkan ke Inggris untuk perawatan Tristan.Mereka akan tiba di Inggris keesokan harinya.

Selasa 26 Juli 2003
       “Tingkatkan oksigen.Beri infus.!”Perintah dokter James di rumah sakit London Hill.”Detak jantung melemah.”Tukas suster Vienna.
          “Pindah ke kamar isolasi,kita akan bertindak disana!”Perintah dokter James.Tristan dibawa menggunakan kasur dorong ke ruang isolasi.
          “Bagaimana keadaan Tristan dokter?”Tanya Lowe.”Parah dia terkena dehidrasi berat,kita harus memberi perawatan lebih insentif!”Ujar dokter James sambil berlalu.

          Aku dan Ana berjalan di dek kapal Oceanic dalam perjalanan ke New York.”Kamu tidak trauma?’Tanyaku pada Ana.Ia menggeleng.Langit pagi itu sangat indah.Di atas Oceanic aku teringat saat berada di Naltic.Aku teringat pada Lowe dan Tristan.Mereka dimana?
          “Richard?”Panggil Ana.”Ah maaf aku melamun.”
          “Setiba di New York apa yang akan kau lakukan?”Tanya Ana
          “Aku akan pulang ke Inggris dan mencari Lowe serta Tristan.Lalu aku akan pulang ke Indonesia?”Tukasku.”Tepati janjimu!”Ujar Ana
          “Janji?Janji apa?”Tanyaku.”Kau akan membawaku ke Bali jika kita selamat.Tanpa Vischer mungkin.”Ujarnya dengan nada sedih.
          “Jika saatnya tiba kita akan berada di Bali.”Ujarku.

          Lowe mengunjungi Trans Hampshire UK untuk membuat konfirmasi.Dari 120 perwira 10 perwira selamat.Lowe bertemu mereka di kantor Trans Hampshire.
          “Sungguh mengenaskan.Kami melansir data.Dari 3.360 penumpang 800 selamat dan lainnya tewas.”Ujar president Trans Hampshire dengan sedih.Para perwira yang selamat tertunduk sedih.
          “Kapten Josua dan Mr Gerald ditemukan tewas di anjungan kapal.”Ujar president Trans Hampshire kembali.


Tenggelamnya Naltic merupakan kejadian terbesar di abad ini.Pelayaran perdana kapal mewah dengan ribuan penumpang berakhir dengan naas.
Ironisnya seluruh penumpang kelas 3 tewas dalam tragedy ini.Mereka terjebak di dalam kapal.Meskipun ada beberapa penumpang kelas 3 yang berhasil keluar namun akhirnya mereka tewas.
Penyebab tenggelamnya Naltic adalah konsleting listrik di dek mesin dan menyebabkan ledakan hebat sehingga membuat lubang besar pada lambung kapal.Akibat konsleting tersebut seluruh system otomatis,termasuk navigasi kapal dan system komunikasi rusak.Inilah penyebab utama terlambatnya pertolongan.Rentang tenggelamnya kapal adalah 55 menit dari terjadinya ledakan.
Kapal Marshall yang berlayar 10 mill dari Naltic menangkap SOS dari komunikasi Naltic 3 menit setelah ledakan.Marshall pun kembali untuk menyelamatkan para penumpang Naltic.Namun usahanya sia-sia.Saat tiba disana Naltic sudah tenggelam dan para penumpang pun sudah tewas terapung-apung.
Akibat tenggelamnya Naltic,Trans Hampshire gulung tikar.Mereka merumahkan lebih dari 2.200 pegawai dari seluruh dunia.Negara Inggris kehilangan lebih dari 1000 penduduk dan di 4 kota di Inggris,London,Manchester,Liverpool dan Southampton mereka kehilangan 1 penduduk di tiap rumah akibat tragedy ini.

















Rizal Venus Raj (Richard) dan Ana Amenova menikah di Bali 18 Desember 2008 dan mereka tinggal di Jakarta,Indonesia.

Kevin Fischer menetap di New York dan memulai kehidupan baru disana serta memulai usaha bersama Mrs Harris dan Mrs Jacob.

Lowe Higlits memilih pensiun sebagai perwira dan menetap di Jakarta,Indonesia bersama istri dan kedua putri mereka.

Tristan Terry mengalami trauma hebat dan dirawat di sebuah pusat rehabilitasi di Singapura atas rekomendasi Richard.

Mr Khamen Al Ahsen selamat di sekoci 7 dan pulang ke Mesir.Sempat kembali berlayar namun memutuskan untuk memakai pesawat saat akan pulang dari Ukraina.

Mr Denny Orbory tewas di kabinnya 27 C.Jasadnya ditemukan oleh tim penyelidik dan dikuburkan di Perth,Australia.

Mr Albert Sarodj Christian tewas di atas sekoci nomor 3.Mr Albert sempat menanyakan keadaan Richard 1 jam sebelum tewas.

Mr Jacob selamat di sekoci 4 namun satu minggu setelah diselamatkan bunuh diri akibat tekanan di perusahaan dan trauma hebat.

Lowe bertemu Richard saat Richard dan Ana kembali ke Inggris.Saat itu juga Lowe memutuskan untuk tinggal di Indonesia.

Kakak Ana,Lucie Amenova tak pernah ditemukan sampai hari ini.Ana telah mencari selama beberapa tahun.Namun datanya tak ditemukan.





      
      
         
      


Kamis 26 Juni 2033
       Usiaku sudah 50 tahun.Selama itu pula aku menceritakan kisah Naltic yang menjadi legenda.Bertemu dengan sahabat Lowe,Tristan,Kevin dan Ana.Pengalaman di atas Naltic tak akan kulupakan meskipun pengalaman naas.Dari situlah aku dipertemukan dengan Ana.
          Lowe beserta keluarga meninggal dalam kecelakaan pesawat saat mereka akan berlibur ke Hong Kong.Tristan sembuh dari pemulihan namun dirinya menjadi kacau balau.Kevin semakin berkembang di New York namun dia menjadi pecandu narkoba di negeri bebas tersebut.
          Aku hanya sekali bertemu dengan teman-temanku di Inggris saat usiaku 27 tahun.Selain itu aku juga bertemu Mr Khamen.
          Aku dan Ana tetap merajut kasih hingga saat ini.Kami telah memiliki anak dan mereka telah mandiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar