Perjuangan
di Atas Atlantik
By
Nafrizal Saputra
Rabu
16 Juli 2003
Pagi
yang cerah di kota Southampton ,Inggris.Aku
mulai membereskan beberapa berkas di kantor.Semalam aku lembur dan tak sempat
membereskan berkas-berkasku.
“Hi Richard,selamat pagi!”Sapaan Tristan teman sekantorku
mengagetkanku sehingga beberapa kertas yang aku bawa terjatuh.Tristan dengan
reflek membantuku.
“Kamu sakit?”Tanyanya.”Hanya kurang tidur.”Jawabku.Tristan
orang Inggris dan rekan kerjaku.Kami berdua sering bekerja dalam satu tim.Perusahaan
kami memang mengharuskan kami bekerja tim agar terjalin komunikasi dan hubungan
baik antar rekan kantor.Perbedaan budaya antara timur dan barat bukan berarti
kami tak bisa berkumpul.Tapi terkadang aku merasa sebal saat orang Inggris
menyebut namaku.Rizal.Terasa sulit di lidah mereka.Sehingga banyak yang
memanggilku Richard atau Raichal.
Kamis
17 Juli 2003
Hari
ini Mr.Royal Hampton
my big boss memanggilku ke ruangannya.Teman-temanku sudah menunggu dengan wajah
deg-degan.Karena mungkin aku melakukan kesalahan.
“Kamu salah?”Kata beberapa teman-temanku.Aku hanya
mengangangkat bahu tanda tak tahu.
Aku mengetuk pintu ruangan Mr Royal dengan halus.Sesaat aku
dipersilahkan duduk oleh bos yang berbadan tambun itu.
“Richard..”
Nah,panggilan yang paling tak kusukai.
“Mr
Hampshire meminta kamu untuk ikut dalam pelayaran perdana kapal barunya ke New York besok Senin.Dia
sangat kagum dengan hasil kerja kamu dan ini sebagai reward.”Ujar Mr Royal.”Banyak
gadis-gadis cantik lho.”Bisik Mr Royal.Kami berdua tertawa.Kami berdua masih
bergurau.Tak nampak hubungan antara atasan dan bawahan.
“Kamu akan berangkat dengan
Tristan.Ini tiketnya.Segera urus passport dan visa kamu.”Jelas Mr Royal.
Saat keluar teman-temanku terdiam dan
menanti apa yang akan terjadi.Dalam pikiran jahilku aku akan mengerjai Tristan
habis-habisan.Dendamku saat Haloween setahun lalu.Aku sampai trauma.
Kuhampiri
Tristan dengan muka masam.Aku marahin dia habis-habisan.
“Kenapa
kamu lakukan ini.Kenapa kamu mengambil laporan itu.Aku dipecat.Tahu kamu?”Murkaku.Tristan
berlutut-lutut sambil bersumpah dia tak melakukan hal itu.Temanku yang lain
seperti Seperti Matt dan Nick menenangkanku.Hanya supervisorku Mr Trevon yang
tertawa cekikikan Karena sudah tahu rencana jahilku.
“Lihat
apa ini!”Ujarku pada Tristan.”Baca yang keras!”Perintahku.
“Pelayaran
perdana kapal Naltic Southampton-New
York ….!”Tristan mendongak dan menyeka
keringatnya.”Apa ini..”Tanyanya bingung.
Teman-temanku
mulai paham dan mereka tertawa habis-habisan.Sementara Mr Trevon tertawa paling
keras.Hanya Tristan yang masih melongo.
Senin
21 Juli 2003
Kapal
Naltic Hampshire milik Trans Hampshire UK merupakan kapal terbesar dan
termewah.Kapal ini akan membawa kami ke New York,Amerika Serikat.Kapal ini
bukan seperti kapal pesiar pada umumnya.Kapal ini merupakan kapal penumpang.Kapal
tebagi dalam 3 kelas,kelas Utama,kelas 2 dan kelas 3.Para penumpang kelas utama
adalah orang-orang termashyur di Eropa dan rekan kerja Trans Hampshire.Kelas 2
didominasi penumpang-penumpang perjalanan dinas dan penumpang kelas 3 adalah
pekerja Trans Hampshire beserta keluarga yang akan pindah ke New York,pegawai
perkebunan anggur dan pegawai kargo.
Aku dan Tristan disambut Mr Hampshire dan keluarga saat di
pelabuhan.”Hello Richard.”Sapa Mr Hampshire.Puteri Mr Hampshire,Isabelle pun
tersenyum kepada kami.
Kapal meninggalkan dermaga tepat pukul 12.00 siang.Kapal
berlayar menyusuri selat Inggris.Berhenti sebentar di Cherbourgh,Perancis dan Cobh ,Irlandia,kapal menyusuri lautan bersama 3.360
penumpang.
“Kapal yang hebat ya!”Ujarku pada Tristan saat tur di dalam
kapal bersama Mr Hampshire dan Kapten Josua,sang kapten Naltic.Kapal memiliki
panjang 220 meter dengan tinggi dari permukaan air hingga geladak 22
meter.Lebar kapal 17 meter,membuat kapal ini semacam kapal raksasa.Kami berada
di lobby kapal.Lobby ini merupakan ruang utama di kapal ini.Dengan bentuk
seperti tabung melingkar dihiasi dengan ornament etnik.Ada satu tangga lingkar
yang menghubungkan antara dek satu dengan dek lainnya.
Selesai mengikuti tur aku dan Tristan menuju kabin kami 25
A.Kabin kami berada di dek paling atas.Woooow amazing,Kabin kami sangat
mewah.Dengan ruang tamu terpisah dan balkon yang menghadap laut.Saat berada di
balkon aku bisa merasakan semilirnya angin laut dan teriknya matahari.
Selasa
22 Juli 2003
Pukul
07.00 pagi aku dan Tristan sarapan pagi di Colombo Restaurant.Restoran yang
luar biasa.Dengan atap dari kaca yang transparan,terlihat jelas birunya langit
dan putihnya awan.Sinar matahari hangat menimpa kami semua yang berada di
restoran tersebut.
“Seperti istana ya Richard.”Ujar Tristan.
“Yeah,bagaimana mereka membuatnya?Kapal seperti ini kalau
tenggelam ngeri juga hahaha..”Ujarku sambil tertawa.
“Tapi banyak orang yang menyangsingkan kapal ini bisa
tenggelam.”Ujar suara seorang pria.Aku menoleh.”Hi Kevin.Kamu ikut pelayaran
ini?”Pekikku pada Kevin,teman lain kantor.
“Apa yang tejadi dengan ponselmu?Aku mencoba menghubungimu
beberapa kali.Hi Tristan.”Ujarnya setelah duduk.
“Sorry,aku mengganti nomorku dan belum sempat
memberitahumu?”Ujaraku.”Apa kamu masih diteror?”Godanya.
Kevin bekerja di perusahaan yang menjadi teman kami.Juga
klien Trans Hampshire.
Selesai menikmati sarapan,aku,Tristan dan Kevin menyusuri
seluruh kapal.Kami sangat takjub dengan kapal raksasa ini.Kami mulai menyusuri
bagian depan kapal.Di anjungan aku berkenalan dengan Mr Lowe,seorang perwira
kapal.Mr Lowe bejanji pada kami akan mengantar kami berkeliling kapal saat dia
libur dari tugas.
Aku dan Tristan memasuki perpustakaan kapal yang memiliki
3000an buku dan arsip kuno.Sementara Kevin lebih memilih menembak di dek
kapal.”Ini favoritmu,arsip kuno.”Ujar Tristan.Aku memilah milah beberapa arsip
kuno di perpustakaan itu.Lumayan menambah pengetahuanku tentang negara kedua ku
Inggris.
“Nanti mau makan dimana?”Tanya Tristan.”Hmm aku kangen
dengan masakan asia.Bagaimana kalau kita makan makanan asia ?”Saranku.”Euh..”Kernyit
Tristan.”Terlalu banyak lemak.”
“Daripada junk food,favorit kamu?”Sergahku.”Ok ok.”Ujar
Tristan sambil mnengadahkan kedua tangannya.
Asian Deck,merupakan restoran outdoor di Naltic yang
menjual makanan khas asia.Terletak di bagian paling belakang kapal.Di dek
C,atau 2 tingkat dari geladak.Disana bisa dijumpai masakan
China,Jepang,India,Arab sampai masakan kampung halamanku Indonesia.
Kalau masakan asia Tristan lebih suka masakan Jepang yang
syarat serat dan sayuran.Kalau aku jangan ditanya.Nasi Padang merupakan menu favoritku yang selalu
aku rindukan semenjak tinggal di Inggris selama 3 tahun.
Pukul 7 malam,aku dan Tristan menghadiri makan malam bersama
staff kapal,Mr Hampshire dan keluarga serta beberapa penumpang kelas 1 yang
termahsyur dan super kaya.Disana aku juga betemu dengan Kevin.
“Hello Mr Richard!”Seru Mr Josua,kapten Naltic.Mr Josua
memeperkenalkanku pada Mr Gerald perancang kapal Naltic.Selain bekenalan dengan
Mr Gerald sang perancang,aku juga berkenalan dengan para pengusaha terkenal
lainnya.”Lumayan mampu mendongkrak reputasi perusahaan.”
Di meja yang besar aku dan Tristan bergabung dengan Mr
Gerald perancang Naltic,Mr Josua kapten naltic,Mr Hampshire pemilik Naltic dan
putranya Eduardo,Mr Khamen pengusaha parfum dari Mesir,Mr Denny pengusaha donat
franchise dan Mr Albert pengusaha restoran Eropa yang terkenal.
“Satu-satunya dari perusahaan periklanan hanya Mr
Richard.Ada inovasi apa?”Mr Gerald mulai membuka pembicaraan.
“Perusahaan kami lebih memfokuskan produk daripada model
iklan.Tak perlu pakai bintang Hollywood cukup
rakyat sipil saja.”Celotehanku mengundang gelak tawa seluruh meja.”Anda dari Indonesia
Mr Richard?”Tanya Mr Khamen.Aku pun mengangguk sambil meminum anggur.
“Bagaimana kondisi Bali setelah pengeboman.Saya dengar Indonesia
sedang ada teroris?”Tanya Mr Khamen dengan serius.”Makanya Mr Richard pindah ke
Inggris.”Celetuk Mr Josua.Kami pun tertawa.”Ya baik-baik saja!”Ujarku.Jujur aku
belum tahu secara pasti kondisi negeriku tercinta,karena aku belum pulang ke Indonesia
selama 3 tahun.
“Mr Richard,saya tertarik dengan anda…”Ujar Mr Denny
terputus karena tersedak saat menghirup anggur.”Maka Mr Denny akan melamar
anda!”Potong Mr Khamen.Kami tertawa kembali.Bahkan beberapa orang menggodaku
dengan mempromisikanku,termasuk Tristan.”Perusahaan saya di Inggris akan
bekerja sama dengan periklanan anda untuk memasarkan produk kami.”Lanjut Mr
Denny.
“Baik saya akan bawa proposal perusahaan kepada Anda
besok.”Ujarku.”Tapi sebelumnya mari kita santap daging kambing ini.”Tukasku
sambil mengambil sepotong kambing yang besar.
Rabu
23 Juli 2003
Aku
terjaga di pagi hari sekitar pukul 3 dini hari.Sial.Kenapa bisa begini.Kulihat
Tristan tengah tidur berselimut sampai ke dagu.Aku berjingkat keluar.Menyusuri
lorong kabin dan keluar di dek A.Dinginnya menusuk tulang.Aku lupa memakai
mantel.Untuk kembali pun terlalu jauh.Akhirnya kuputuskan untuk tetap
melangkah.
“Pakai ini udara sangat dingin.”Ujar Mr Lowe sambil
memakaikanku sebuah mantel.Agak risih juga,tapi kuanggap sebagai servis pegawai
terhadap tamu.”Ah Mr Lowe terima kasih.”
“Kenapa malam-malam seperti ini keluar?”Tanyanya sambil
berjalan.
“Aku terbangun.Rencananya aku akan ke kafe internet.”tukasku.
“Kafe internet tidak buka selama 24 jam.Kalau tak keberatan
mari kita ke ruanganku.”Ajak Mr Lowe.Kami berjalan menuju anjungan dan turun
hingga haluan.Dari haluan kami masuk ke dek D.
Ruangan Mr Lowe lumayan besar.Ada ruang tamu dan kamar
tersendiri.Mr Lowe menjamuku dengan roti manis dan secangkir the lemon
hangat.”Yah kehidupanku selalu di laut.”Ujarnya sambil meletakkan jamuannya.
“Terkadang aku juga merasa bosan hidup di Inggris.Karena
tanah kelahiranku di Indonesia .”Ujarku.”Kamu
masih muda,masih sendiri.”Ujar Mr Lowe mulai akrab.
“Aku sudah memiliki anak dan istri.terkadang aku merasa
kangen dengan mereka.Tapi karena pekerjaan menuntut aku harus selalu ke luar
negeri apa boleh buat.”Terbesit raut kesedihan dari wajah perwira berusia 27
tahun ini.”aku juga pernah berkunjung ke Indonesia.tempat yang
indah.”Tambahnya.
“Menurutku Indonesia
sangat indah.Saat itu kapal kami merapat di Bali dan Lombok.kami disuguhi
pemandangan yang spektakuler.’Tambah Mr Lowe sambil menyeruput the lemonnya.Terbesit
rasa bangga dalam diriku.Aku orang Indonesia ,yang memilik tempat
indah.
“Aku sering butuh teman untuk mengobrol.Namun jarang ada
teman-teman satu kapal yang mau kuajak ngobrol.”Aku hanya mendengarkan sambil
menggigit roti manis yang ternyata rasa madu tersebut.
“Mr Lowe boleh mengajakku mengobrol jika aku punya
waktu.”Tawarku.”Panggil aku Lowe jangan pakai title.”Ujarnya sambil
tertawa.Kamipun tertawa lepas.
Siang itu aku dan Tristan sedang berbelanja di mall kapal
tersebut.”Gila.Kapal ada mall nya juga.”Decak Tristan.
“Semalam kamu kemana?”Ujar Tristan sambil memilih kemeja
Pierre Cardin.”Hanya ngobrol dengan Mr Lowe.”Tukasku.
“Kukira kau terjun ke laut.”Goda Tristan.”Gila kamu.”
“Menurutmu rambutku masih bagus?”Tanyanya.Aku mengangguk.
“Serius?Soalnya Angel akan menjemputku saat di New York !”
“Angel di New
York ?”Tanyaku mengenai tunangan Tristan.Tristan
mengangguk.”Katanya dari Meksiko dia ke New
York dulu”Jelasnya.
“Tajir banget tu anak.”Tukasku.Pakai bahasa Indonesia
gaul tentunya.Angel adalah tunangan Tristan.Berasal dari keluarga ningrat.Masih
berkerabat dengan kerajaan Inggris.
“Hem kamu sudah bertunangan selama 3 tahun.Kapan kamu
menikah.?”Tanyaku pada Tristan.”Mungkin satu tahun lagi.”Balasnya.Aku hanya
angkat bahu.”Kamu sendiri?”Tanya Tristan.”Aku?”Tanyaku sambil menunjuk diriku
sendiri.
“kapan kamu tunangan atau menikah?”Tegasnya dengan mimic
serius.”Aku kan
masih berusia 20 tahun,masih lama?”Balasku sembari tertawa.
“Aku ingin berenang!”Ujarnya kembali.”Hm Ok aku bisa menikmati
minuman dingin di dek.”Kami menuju ke dek atas.Di dek Tristan langsung masuk ke
kolam renag berukuran sedang tersebut.Sebenarnya ada kolam renang ukuran
Olympic tapi berada di ruang tertutup dan kami tidak suka.Aku menikmati segelas
limun dingin sambil bersantai di kursi panjang dan menikmati teriknya matahari.
“Hello Richard.”Sapaan halus tersebut membuyarkan
lamunanku.
“Ah Mr Lowe,sedang berkeliling rupanya?”Tanyaku.Dia
mengangguk.”Besok aku bebas tugas mau berkeliling?”Tawarnya.Aku pun mengangguk.Kami
berdua kembali hanyut dalam obrolan ringan.Mr Lowe memang sosok yang mampu
beradaptasi dengan orang dan hobi mengoborl tentunya.Namun kita mengobrol hanya
untuk bertukar pikiran bukan untuk membicarakan hal yang tidak penting.
“Baik setelah sarapan aku temui kalian di lobby
utama.”Ucapnya saat akan berpisah.Aku dan Tristan girang bukan
kepalang.Berkeliling kapal memang sudah kami rencanakan sebelum berangkat.
Ku lihat matahari sore tenggelam di ufuk barat
Atlantik.Sebersit rasa bimbang menyeruak dalam hatiku.Berada di kapal yang bisa
dikatakan tak mungkin tenggelam,besar dan mewah.Pengalaman luar biasa.
Kamis
24 Juli 2003
Tepat
pukul 9 pagi aku,Tristan,Kevin dan Lowe mulai mengelilingi kapal.Dimulai dari
anjungan.Ternyata Lowe termasuk perwira senior yang dihormati.Ini terbukti
seluruh staff yang bertugas saat itu memberi salam dan membungkuk tanda hormat.
“Hello Mr Richard!”Seru Mr Josua dari balik anjungan.Aku
pun membalas sapaannya.
“Kemudi Naltic dikendalikan oleh 3 komputer utama ini.Satu
untuk mengatur arah dan menjaga keseimbangan,satunya lagi untuk mengatur
kecepatan dan yang terakhir untuk mengontrol seluruh isi kapal.Bisa dibilang
computer yang terakhir urat nadi kapal ini.”Jelas Lowe.Selain kemudi
otomatis,Naltic memiliki kemudi manual.Aku sendiri sedikit bingung dengan
penjelasan Lowe.banyak sekali mesin dan tombol di pusat kemudi kapal ini.
Di dek kapal kami diperlihatkan peralatan keamanan.Selain
ada sekoci ada juga pelampung dan perahu karet.
“Naltic memiliki 35 sekoci,cukup untuk mengangkut 4.000
penumpang.Selain itu di sekoci dilengkapi bahan makanan dan beberapa
obat-obatan yang menjamin penumpangnya di kala genting.”Jelas Lowe lagi.”Sekoci
ini menggunakan dayung?”Tanyaku.
“Ya.Karena jika sesuatu terjadi penumpang akan dilepas sendiri
bersama sekoci ini dan akan lebih mudah bukan jika memakai dayung?”Jelasnya.
Kami lalu menuju ke kelas 3.Dimana para penumpang yang
terdiri dari pegawai-pegawai rendahan berada.Saat kami memasuki gerbang menuju
kelas 3,bau pengap menyeruak.Aku menutup hidung.Lowe tertawa melihat hal
tersebut.
Dek kelas 3 terdiri dari kabin-kabin sempit yang berisi 4
sampai 6 orang.Hanya ada satu restoran di kelas ini.
“Ini kelas 3.Memang digunakan untuk mengangkut beberapa
pegawai dan keluarga dari beberapa perusahaan di Inggris untuk dipindahkan ke
New York.Menghemat pengeluaran perusahaan.”Jelas Lowe sambil tertawa.Ku lihat
fasilitasnya sangat minim.Mungkin mereka hanya bisa makan atau hanya berada di
kabin saja disini tanpa melakukan aktifitas yang lain.
Jumat
24 Juli 2003
Pukul
setengah 2 dinihari aku dan Tristan masih terjaga.Kami tidak bisa tidur.Padahal
kami sangat capek setelah berkeliling kapal.Tapi mata sulit sekali untuk
terpejam.Tristan memutuskan untuk ke kafe kapal.Aku hanya di kabin dan bersantai
di balkon sambil menikmati angin malam.
Tiba-tiba aku mendengar seperti suara ledakan dan kapal
sedikit bergetar.Reflek aku berdiri,mengambil mantel dan keluar.Kulihat di
lorong kabin beberapa penumpang berada di luar masih dengan baju tidur mereka.
“Kamu merasakan getaran?”Tanya Mr Anderson penghuni kabin
sebelah.Aku mengangguk.Beberapa penumpang meributkan getaran tadi.Terbesit ada
rasa kecemasan di wajah beberapa penumpang di lorong tadi.Aku masuk kembali ke
kabin.Kevin tergopoh-gopoh datang ke kabinku.
“Richard Naltic akan tenggelam!”Serunya.Aku mengernyitkan
dahi.”Naltic akan tenggelam.”Ulang Kevin.”Maksud kamu?”Tanyaku dengan sedikit
bingung.
Kevin menarikku ke kabinnya.Ada Lowe disana.Aku sangat
bingung.
“Apa yang terjadi?”Tanyaku.”Naltic tenggelam Richard!’Ujar
Lowe dengan nada sedih dan pelan.”Kenapa?”
“Karena ledakan tadi dan parahnya navigasi kapal dan alat
komunikasi konslet.Kapal diperkirakan tenggelam dalam satu jam!”Sambung
Kevin.”Ayo kalian segera ke sekoci.Staff Naltic sedang mempersiapkan sekoci
untuk penumpang!”Teriak Lowe.Kevin menoleh padaku.”Tristan sedang di
kafe.”Ujarku.”Aku akan mencari Tristan!”Ujar Lowe sambil berdiri dan mengambil
jas nya.Aku dan Kevin keluar kabin.
“Tunggu!”Cegah Lowe.”Pakai pelampung ini dan naiklah sekoci
di sisi tengah,mereka mengijinkan laki-laki untuk naik disana!”Saran Lowe
“Jaga dirimu Lowe!”Ujarku.”Sampai bertemu di New York .”Ratap Lowe.
Aku dan Kevin menyusuri lorong kabin,melewati lobby utama
dan beberapa ruang mewah yang lain.Kulihat juga para penumpang berada disana
dengan pelampung mereka.
Pukul 2.20 aku dan Kevin berada di dek atas.Seperti kata
Lowe kami berada di sisi tengah.Beberapa penumpang menaiki sekoci.Kulihat
beberapa staff tengah membantu mereka.Kami menunggu agak ke belakang.Tiba-tiba
kurasakan kapal sedikti miring.Sebuah gelas terjatuh dan menggelinding.”Kapal
miring.”Ujarku.Kevin meremas tanganku.Ku rasa dia ketakutan.Wajahnya penuh
keringat.Beberapa penumpang berebutan naik sekoci.Kevin menyeretku untuk masuk
ke dalam sekoci.
“Jangan.”Sergahku.”Kita jangan berada di sekoci.Kapal akan
miring.kita bisa terlempar!”Jelasku.
“Lalu?’Tanya Kevin.”Kita bertahan dulu di kapal!”Ujarku
sambil mengedarkan pandangan.Benar saja beberapa sekoci terjun ke laut saat
kapal miring.Kevin berpegangan pada tiang sekoci.Aku terjatuh dan mencengkeram
kaki Kevin.
“Tahan Richard.Jangan lepaskan.Aku akan menarikmu!”Teriak
Kevin.Teriakan penumpang yang kalut membuat bulu romaku bergidik.Seorang wanita
berhasil kutangkap saat dia meluncur disebelahku.
“Terima kasih.”Ujarnya.Belum sempat aku menariknya,tubuhnya
terseret seorang pria yang meluncur.Teriakan wanita itu bergabung dengan teriakan
si pria tadi dan hilang.Kevin masih berusaha menarikku.Aku pun berusaha
mengangkat tubuhku agar bisa berdiri.Sulit sekali.Posisi kapal miring dan
beberapa orang mencoba mencengkeram kakiku saat mereka meluncur.Aku berhasil
berdiri namun seorang pria menubruk kakiku dan aku kembali tersungkur.Untung
aku masih sempat mencengkeram kaki Kevin lagi.
“Richard,tarik badanmu!”Perintah Kevin.Aku berusaha menarik
badanku.Berhasil.Aku berpegangah pada pembatas dek.Aku mengedarkan pandangan ke
sekitar laut.Kapal miring kira-kira 45 derajat.
“Lihat Kevin sekoci nomor 4 hanya berisi setengah.Kita bisa
menyusulnya.”Jelasku sambil mengernyitkan mata untuk meyakinkan itu sekoci
bukan gumpalan es.
“Kamu gila,kita terjun?”Tanyanya.”Ini nyawa
taruhannya.”Jelasku.Dan kuraih tanganya.Kami berdua terjun dari ketinggian
kira-kira 50 meter.
Byuuuur.Dinginnya Atlantik menusuk tulangku.Lebih dingin
dari air es di kulkas.”Dingin Richard!”Rengek Kevin.”Ayo berenang.”
Aku dan Kevin berenang menuju sekoci nomor 4.Aku menoleh ke
belakang.Naltic masih miring dan teriakan dari penumpang seakan tak pernah
putus.
“Tali.Lemparkan tali pada kami!’Teriakku saat jarak kami
dengan sekoci nomor 4 hanya 500 meter.Mereka melemparkan tali.
“Ikatkan pada tubuh kalian kita akan menarik kalian!”Teriak
salah seorang di sekoci tadi.Tak lama kami sudah berada di sekoci.Para
penumpang yang lain langsung menyelimuti kami dengan selimut tebal.Kami
menggigil.
Di buritan Tristan dan Lowe berjuang.Mereka berpegangan
pada pagar buritan.”Aku khawatir dengan Richard dan Kevin.”Ujar Tristan
“Tenang.Mereka pasti sudah di sekoci karena sudah
kuperintahkan dengan benar.”Lowe menenangkan.
Naltic semakin miring.Tiba –tiba.Kreeeeeeeek.Kapal terbelah
menjadi 2.Teriakan penumpang semakin nyaring.Buritan kapal tenggelam.Lalu seluruh
kapal benar-benar tenggelam.Tristan dan Lowe mencoba untuk naik ke atas.Mereka
tersedot arus kapal.Lowe berhasil menarik tangan Tristan dan mereka muncul di
permukaan.
Lowe dan Tristan bertahan di sekoci yang terbalik bersama
beberapa penumpang yang lain.Mereka terus menyerukan peluit dan peluru
suar.Penumpang yang lain menggapai-gapai di permukaan
“Kamu gila kalau kita kembali sekoci kita akan
terbalik!”Teriak Mr Jacob.Kami semua berdebat untuk kembali atau tidak.Aku tak
mampu berucap apa-apa lagi.Tubuhku serasa beku.
“Masih ada ruang untuk mereka.Kita hanya 16 orang!”Teriak
Mr Vischer tak kalah galak.
“16 berbanding ribuan.Kamu mau mati?’Tantang Mr Jacob.
“Sudah!Sudah!Cukup!”Lerai Miss Ana.”Kita berada di tengah
bencana.Jangan menambah bencana disini!”Teriak wanita keturunan Ceko
ini.”Sebaiknya kita menunggu.Kita punya cukup bahan makanan dan obat-obatan.”Terang
Mr Jacob.
Berita di koran pagi dipenuhi berita tentang tenggelamnya
kapal.Ternyata kapal Marshall menangkap sinyal darurat Naltic.namun,karena
rusaknya komunikasi Naltic,Marshall belum sempat mencatat koordinat kapal.
Berita di koran menjelaskan belum ada kepastian korban yang
selamat atau meninggal.Bahkan salah satu media masa menjelaskan seluruh
penumpang tewas.Mr Royal Hampton my big boss terlihat sedih.Selain itu
teman-temanku dan Tristan tak banyak bicara.Mereka menanti Mr Trevon yang diperintahkan
Mr Royal untuk mencari keberadaanku dan Tristan.
“Terakhir Tristan mengirim e-mail padaku.Kira-kira 1 jam
sebelum tenggelam.’Richard tidur dan aku sedang berada di kafe.Kapalnya luar
biasa’.”Ujar Matt.Bahkan Ronda dan Helga menangis saat melihat e-mail itu dari
akun Matt.
Orang tuaku Mr Supriyatno dan orang tua Tristan Mr Erikson
berada di perusahaan Mr Royal untuk mengetahui keberadaanku.Mr Royal
menjelaskan seluruh penumpang belum diketahui nasibnya bahkan posisi kapal
belum diketahui.Angkatan laut Inggris dikerahkan untuk mencari korban dan
posisi kapal.Menggunakan kapal induk Asiatic bantuan dari Jepang dan kapal
Marshall melakukan pencarian di beberapa titik yang disinyalir posisi Naltic.
Pukul 9 pagi aku terbangun.Aku masih berada di sekoci
bersama 16 penumpang lainnya.Kevin masih terlelap.Miss Ana menawariku sepotong
roti dan air mineral.”Makanlah.”Ujarnya dengan halus.Aku pun memakan roti kecil
itu dan meminum sedikit air.
“Kita harus menghemat persediaan kita.Itu makan pagimu
Mr…”Ujarnya terputus.”Richard dan ini Kevin temanku.”Jelasku.Miss Ana
mengedarkan pandangannya.”Kau mengkhawatirkan sesuatu?”Tanyaku.
“Aku terpisah dengan kakaku saat berada di sekoci.Kakak
terlempar dari sekoci.”Ratapnya.Aku teringat Tristan dan Lowe.bagaimana keadaan
mereka.Tak sadar aku memegang bahunya.Ia menyandarkan tubuhnya di dadaku.”Aku
pun sama aku dan Kevin terpisah dengan ke 2 sahabat terbaik kami.Tapi aku yakin
sahabatku itu dan kakakmu pasti selamat.”Aku mencoba menenagkan.
“Mr Harris bangun.”Teriak Mrs Harris dengan berlinang air
mata.Ku lihat Mr Harris tak bergeming.Matanya terpejam dan badannya tak
bergerak sedikitpun mesti kami guncang-guncang.
Miss Ana mendekati.Dia memeriksa detak jantung dan nadi Mr
Harris.”Maaf Mrs Harris,Mr Harris sudah meninggal.”Ujar Miss Ana sedikit
bergetar.Mrs Harris menangis sejadinya.Manita setengah baya itu menjatuhkan
tubuhnya ke pangkuan Mrs Jacob.Mrs Jacob berusaha menenangkan.Kami membungkus
jasad Mr Harris dengan sisa pelampung dan menaruhnya di ujung sambil dipeluk
Mrs Harris.
Kapal induk Asiatic menemukan posisi kapal.Di permukaan
ditemukan ratusan mayat dan beberapa barang-barang yang lain.
“Asiatic melaporkan.Kami menemukan posisi kapal 60 mill
dari Newfounland.Asiatic copy.” Operator Asiatic melaporkan ke kapal Marshall
dan angkatan laut Inggris.
800 orang telah dipastikan tewas.Data penumpang yang tewas
telah disebar.Beberapa media masa cetak maupun elektronik melansir data korban
yang telah dipastikan tewas dan ditemukan.
Mr Trevon melihat dan memeriksa data korban yang dilansir
majalah terbitan kota Southampton .”Syukurlah
mereka tidak ada di daftra ini.Kuharap mereka selamat.”Doanya.
Sabtu
25 Juli 2003
Pukul
5 pagi kapal Marshall menemukan sekoci nomor
2,12 mill dari posisi Naltic.80 orang berhasil selamat di sekoci
tersebut.Mereka terlihat lemah dan trauma.Mereka lalu dirawat di kapal Marshall .
Data mereka segera dilansir.Teman-teman di perusahaan kami
pun lemas saat tak menemukan nama kami di daftar sekoci nomor 2 tersebut.
“Aku sangat khawatir dengan Richard dan Tristan.”Ujar Mr
Royal dengan nada sedih.
“Nyalakan TV ada berita Naltic.”Teriak Helga dari pintu
masuk.Ronda menyalakan Tv dan teman-teman terbaikku ini mengambil posisi untuk
mendengarkan bencana yang telah melibatkan aku dan Tristan.
“Kapal Marshall telah menemukan sekoci Naltic bernomor 2 20
mill dari posisi tenggelamnya kapal.Para penumpang berjumlah 80 orang berikut
data mereka.”Ujar pembaca berita di TV.
“Nama Richard dan Tristan tidak ada.”Rengek Helga hamper
menangis.”Bagaimana nasib mereka.”Matt tak kalah sedihnya.
“Kita harus optimis bahwa Richard dan Tristan
selamat.Berdoalah!”Perintah Mr Trevon.Padahal terbesit cemas dalam wajahnya.
“Menurut beberapa penumpang kapal tenggelam setelah terjadi
ledakan dan dipastikan ada 8 sekoci yang berhsil diturunkan dengan beberapa
penumpang.”Pembaca berita lebih serius lagi.
“Syukur setidaknya masih ada harapan.”Gumam Mr Royal sambil
masuk ke ruangannya.
Kesaksian para penumpang di televise menjadi satu-satunya
media untuk mengetahui apa yang terjadi di atas Naltic karena para penumpang
yang selamat masih belum diketahui keberadaannya.
“Diperkirakan ada 700 orang di sekoci yang lain.Demikian
breaking news.”
“700 berbanding 3000 sungguh angka yang mebuatku
merinding.”Ujar Matt.
Miss Ana membagikan kue-kue kecil dan sedikit air untuk
makan siang kami.”Maaf kita harus berhemat.”Ujarnya.Beberapa penumpang
memaklumi keadaan.
“Aku rindu rumahku.”Bisik Mr Vischer,eksekutif muda berusia
28 tahun itu.”Aku juga.”Balasku.
“Keluargaku sedang apa?”Tanyanya dengan wajah yang
sedih.”Sedang berusaha mencari kita tentunya.”Jawabku.
“Ana kau punya bintang?”Tanya Mr Vischer.Ucapan Mr Vischer
mulai terdengar ngawur.”Aku melihat bintang.”Ujarnya kembali.
“Richard ajak Vischer mengoborl.Kurasa dia sudah mulai
lemah.”Perintah Miss Ana.
“Vischer kau pernah berkunjung ke Bali ?”Tanyaku.Dia
menggeleng.”Jika kau selamat aku akan mengajakmu ke sana bersama Ana.kita akan melihat matahari
terbenam di pantai yang indah.Kita akan menikmati hangatnya angin tropis di
Bali.”Jelasku.Ana ikut tersenyum.Tiba-tiba Vischer bersandar di bahuku.
“Pasti tempat yang indah.Bali.”Ujarnya sedikit bergetar.Aku
tersenyum.
“Negaraku Indonesia
memiliki tempat indah lainnya dan negaraku memiliki wanita-wanita yang
cantik.”Ujarku sambil tertawa.Vischer tertawa dengan lemah.Ana terus melakukan
pijatan pada ujung kaki Vischer.
“Kurasa dia dehidrasi!”Ujarnya.”Kau dokter ya
Ana?”Tanyaku.Miss Ana hanya tersenyum.
“Vischer minumlah ini.”Ana memberikan air yang cukup
banyak.”Air siapa itu?”Tanyaku.
“Akan kukurangi jatah airku untuknya.”Jawab Ana.”Aku
juga.”Tegasku.”Aku juga.”Kevin pun ikut mendonorkan juga.
“Tidak Kevin kau juga lemah biar kami berdua
saja.”Tukasku.”Richard benar Kevin.”Ujar Miss Ana
Air yang diberikan Ana mampu menahan Mr Vischer selama 3
jam.Tepat pukul 3 sore dia meninggal.Kami sepakat akan mengubur di dasar laut
bersama Mr Harris.
Mr Jacob memimpin upacara pemakaman ini sesederhana
mungkin.Kami semua memanjatkan doa semampu kami.
“Sampai kapan kita akan terkatung-katung seperti ini?”Ujar
Mrs Harris.”Kita pasti selamat.Tenanglah Mrs Harris!”Miss Ana menenangkan
sambil mengusap bahu Mrs Harris.Aku mengedarkan pandangan.Hanya laut luas di
sekitar kami.Kami tak tahu arah.
Minggu
26 juli 2003
Keadaan
kami di sekoci sudah benar-benar lemah.Kami semua sudah kehabisan tenaga.Kami
terkena dehidrasi.Miss Ana pun sama lemahnya.Dia hanya bersandar di bahuku
sambil berselimut.Aku pun sama.Bersandar pada ujung sekoci bersama Kevin dan
berselimut.
“Untung laut sedang baik.Jadi kita tidak harus terjebak di
badai.”Ujar Miss Ana.Aku pun hanya mengangguk dan tersenyum.Badanku rasanya
sudah sangat lemah.Bahkan untuk membuka matapun rasanya berat.Namun aku tetap
berusaha terjaga.
Lowe dan Tristan.Mereka terjebak di sekoci 3 dengan keadaan
parah.Bahan makanan banyak yang jatuh ke laut.Mereka bersama 8 orang di sekoci
tersebut.
“Aku ini pecundang.”Ujar Lowe.”Kenapa?”Tanya Tristan
“Hanya aku saja yang selamat.Lalu bagaimana nasib perwira
lain?”Ujarnya.Lowe menunduk sambil mengatupkan kedua tangannya.
Presiden Trans Hampshire UK melansir manifest penumpang
kapal.Hampir seluruh penumpang Naltic adalah warga Inggris,Perancis dan
Amerika.Data korban tewas mencapai 556 dan korban selamat hanya 80
orang.Kerjasama beberapa Negara digalakkan untuk mencari para korban.Termasuk
Indonesia.Meskipun hanya ada 1 penumpang yang bearad di atas kapal yaitu aku,pemerintah
Indonesia mengerahkan pasukan SAR untuk bergabung dengan kapal Asiatic.Selain
itu pemerintah Ukraina dan Portugal mengerahkan beberapa pesawat untuk mencari
korban selamat.
Malam sekitar pukul 10.Aku terjaga.Aku ingin menangis
karena mengingat keluargaku,teman-temanku dan nasib Lowe serta Tristan.Tiba-tiba
tanganku menyentuh sebuah benda keras.”Apa ini?”Tanyaku sambil menariknya.”Ana
lihat ada suar!”Teriakku.Miss Ana mengucek matanya.
“Kita gunakan ini sebagai isyarat pertolongan!”Uajrku.Aku
memantik suar yang berbentuk seperti pistol itu.
Duaaaaaaaaaaaaaar…Suara melengking mengelilingi kami dan
membuat beberapa penumpang terbangun.Cahaya bulat berwarna merah itu
melayang-layang di langit.”Apa itu?”Tanya Mrs Harris.
“Ini suar.Mampu meberikan isyarat pertolongan dari jarak
jauh.”Jelas Miss Ana.
Kapal Oceanic berbendera Bahamas menangkap suar kami.Kapten
kapal Oceanic menangkap cahaya suar melalui teropongnya.Kapal Oceanic berlayar
lebih jauh ke Selatan untuk menyelamatkan kami.
“Suar apa itu?”Gumam Mr Ilby,kapten Oceanic.
Senin
24 Juli 2003
Pukul
7 pagi,aku melihat sebuah kapal besar berlayar di dekat kami.Aku mengernyitkan
mata untuk memastikannya.
“Ana.Bangun ada kapal!”Teriakku.Miss Ana terbangun.
“Hei!!Tolong kami!!”Teriakku sambil mengibarkan jas.Miss
Ana tak kalah.Dia melepas mantelnya dan mengibarkan sambil berteriak-teriak.Tindakan
kami pun diikuti oleh yang lain.
Kapal itu ternyata Oceanic.Oceanic menurunkan 2 sekoci
untuk mengangkut kami ke atas kapal itu.Kami pun berucap syukur.Kami bersandar
kembali .Padahal sekoci kami sedikit demi sedikit mulai bocor.Senyum pun
tersungging dari kami semua.
“Ana kita selamat!”Ujarku.Tanpa sadar aku
menciumnya.”Maaf.”Ujarku.Ana hanya tersenyum.Kevin tersenyum sambil menyikutku
dan menaikkan alisnya.”Apaan sih?”Ujarku.
Total penumpang di sekoci kami 14 orang.Kami disambut oleh
Kapten Ilbas.”Syukurlah kalian selamat.”Ujar Kapten Ilbas.Kamipun dirawat di
kapal Oceanic sambil berlayar menuju New
York .
Sekoci nomor 3 yang ditumpangi Tristan dan Lowe semakin
parah.Dari 8 orang 3 orang tewas.Bahan makanan mulai menipis.Mereka hanya
bersandar di atas sekoci tersebut.
“Tak apa jika aku mati yang penting Richard selamat.”Ujar
Lowe lirih.Tristan kaget.”Ah maaf kau jangan berburuk sangka.”Ujar Lowe
kembali.”Aku sudah menganggapnya sahabat terbaik.Hanya dia yang bisa
memahamiki.”Ujarnya kembali.
“Yah aku juga.Memiliki sahabat seperti Richard memang
sangat luar biasa.Dia rela berkorban demi sahabatnya sendiri.”Ujar
Tristan.”Benar katamu Lowe.Tak apa kita mati yang penting Richard selamat agar
bisa membuat orang lain senang dengan persahabatannya.”Tambah Tristan.
“Nyalakan TV,Richard selamat.”Pekik Mr Trevon dari
ponselnya.Matt menyalakan TV dan teman-temanku melihat dengan serius.
“Kapal berbendera Bahamas Oceanic menemukan sekoci Naltic
bernomor 4.Di sekoci tersebut terdapat 14 orang selamat.12 penumpang warga
Inggris 1 orang warga Ceko dan 1 orang warga Indonesia.Kapal ditemukan 13 mill
dari tenggelamnya Naltic.Sebenarnya ada 16 orang di sekoci tersebut namun 2
orang tewas sebelum diselamatkan.Berikut rekaman satelit saat
penyelamatan.”Ujar pembaca berita dari TV
“Lihat itu Richard!”Pekik Helga dengan gembira.”Tapi mana
Tristan?”Ujarnya kembali sedih.
“Setidaknya Richard selamat.”Ujar Matt.”Lebih bagus lagi
kalau mereka berdua selamat.”Ujar Helga hampir menangis.
“Aku yakin Tristan juga selamat.”Hibur Matt lagi
Pukul 9 malam sekoci nomor 3 yang ditumpangi Tristan dan
Lowe berhasil diselamatkan kapal Asiatic.Parah.Penumpang hanya tinggal 3
orang.Bahkan Tristan dan Lowe keadaannya semakin parah.
“Kalian akan dirawat disini dan akan kita kembalikan ke
Inggris.”Ujar Mr Ryan ketua penyelamatan Asiatic.Tristan keadaanya parah.Dia
pingsan dan harus dirawat di rumah sakit darat.Lowe dengan sabar menemani.
Saat itu juga Tristan dan Lowe diterbangkan ke Inggris
untuk perawatan Tristan.Mereka akan tiba di Inggris keesokan harinya.
Selasa
26 Juli 2003
“Tingkatkan
oksigen.Beri infus.!”Perintah dokter James di rumah sakit London Hill.”Detak
jantung melemah.”Tukas suster Vienna .
“Pindah ke kamar isolasi,kita akan bertindak
disana!”Perintah dokter James.Tristan dibawa menggunakan kasur dorong ke ruang
isolasi.
“Bagaimana keadaan Tristan dokter?”Tanya Lowe.”Parah dia
terkena dehidrasi berat,kita harus memberi perawatan lebih insentif!”Ujar
dokter James sambil berlalu.
Aku dan Ana berjalan di dek kapal Oceanic dalam perjalanan
ke New York .”Kamu
tidak trauma?’Tanyaku pada Ana.Ia menggeleng.Langit pagi itu sangat indah.Di
atas Oceanic aku teringat saat berada di Naltic.Aku teringat pada Lowe dan
Tristan.Mereka dimana?
“Richard?”Panggil Ana.”Ah maaf aku melamun.”
“Setiba di New
York apa yang akan kau lakukan?”Tanya Ana
“Aku akan pulang ke Inggris dan mencari Lowe serta
Tristan.Lalu aku akan pulang ke Indonesia ?”Tukasku.”Tepati
janjimu!”Ujar Ana
“Janji?Janji apa?”Tanyaku.”Kau akan membawaku ke Bali jika kita selamat.Tanpa Vischer mungkin.”Ujarnya
dengan nada sedih.
“Jika saatnya tiba kita akan berada di Bali.”Ujarku.
Lowe mengunjungi Trans Hampshire UK untuk membuat konfirmasi.Dari
120 perwira 10 perwira selamat.Lowe bertemu mereka di kantor Trans Hampshire.
“Sungguh mengenaskan.Kami melansir data.Dari 3.360
penumpang 800 selamat dan lainnya tewas.”Ujar president Trans Hampshire dengan
sedih.Para perwira yang selamat tertunduk sedih.
“Kapten Josua dan Mr Gerald ditemukan tewas di anjungan
kapal.”Ujar president Trans Hampshire kembali.
Tenggelamnya
Naltic merupakan kejadian terbesar di abad ini.Pelayaran perdana kapal mewah
dengan ribuan penumpang berakhir dengan naas.
Ironisnya
seluruh penumpang kelas 3 tewas dalam tragedy ini.Mereka terjebak di dalam
kapal.Meskipun ada beberapa penumpang kelas 3 yang berhasil keluar namun
akhirnya mereka tewas.
Penyebab
tenggelamnya Naltic adalah konsleting listrik di dek mesin dan menyebabkan
ledakan hebat sehingga membuat lubang besar pada lambung kapal.Akibat
konsleting tersebut seluruh system otomatis,termasuk navigasi kapal dan system
komunikasi rusak.Inilah penyebab utama terlambatnya pertolongan.Rentang
tenggelamnya kapal adalah 55 menit dari terjadinya ledakan.
Kapal
Marshall yang berlayar 10 mill dari Naltic menangkap SOS dari komunikasi Naltic
3 menit setelah ledakan.Marshall pun kembali untuk menyelamatkan para penumpang
Naltic.Namun usahanya sia-sia.Saat tiba disana Naltic sudah tenggelam dan para
penumpang pun sudah tewas terapung-apung.
Akibat
tenggelamnya Naltic,Trans Hampshire gulung tikar.Mereka merumahkan lebih dari
2.200 pegawai dari seluruh dunia.Negara Inggris kehilangan lebih dari 1000
penduduk dan di 4 kota di Inggris,London,Manchester,Liverpool dan Southampton
mereka kehilangan 1 penduduk di tiap rumah akibat tragedy ini.
Rizal
Venus Raj (Richard) dan Ana Amenova menikah di Bali 18 Desember 2008 dan mereka
tinggal di Jakarta ,Indonesia .
Kevin
Fischer menetap di New York
dan memulai kehidupan baru disana serta memulai usaha bersama Mrs Harris dan
Mrs Jacob.
Lowe
Higlits memilih pensiun sebagai perwira dan menetap di Jakarta ,Indonesia
bersama istri dan kedua putri mereka.
Tristan
Terry mengalami trauma hebat dan dirawat di sebuah pusat rehabilitasi di
Singapura atas rekomendasi Richard.
Mr
Khamen Al Ahsen selamat di sekoci 7 dan pulang ke Mesir.Sempat kembali berlayar
namun memutuskan untuk memakai pesawat saat akan pulang dari Ukraina.
Mr
Denny Orbory tewas di kabinnya 27 C.Jasadnya ditemukan oleh tim penyelidik dan
dikuburkan di Perth ,Australia .
Mr
Albert Sarodj Christian tewas di atas sekoci nomor 3.Mr Albert sempat
menanyakan keadaan Richard 1 jam sebelum tewas.
Mr
Jacob selamat di sekoci 4 namun satu minggu setelah diselamatkan bunuh diri
akibat tekanan di perusahaan dan trauma hebat.
Lowe
bertemu Richard saat Richard dan Ana kembali ke Inggris.Saat itu juga Lowe
memutuskan untuk tinggal di Indonesia .
Kakak
Ana,Lucie Amenova tak pernah ditemukan sampai hari ini.Ana telah mencari selama
beberapa tahun.Namun datanya tak ditemukan.
Kamis
26 Juni 2033
Usiaku
sudah 50 tahun.Selama itu pula aku menceritakan kisah Naltic yang menjadi
legenda.Bertemu dengan sahabat Lowe,Tristan,Kevin dan Ana.Pengalaman di atas
Naltic tak akan kulupakan meskipun pengalaman naas.Dari situlah aku
dipertemukan dengan Ana.
Lowe beserta keluarga meninggal dalam kecelakaan pesawat
saat mereka akan berlibur ke Hong Kong.Tristan sembuh dari pemulihan namun
dirinya menjadi kacau balau.Kevin semakin berkembang di New York namun dia menjadi pecandu narkoba
di negeri bebas tersebut.
Aku hanya sekali bertemu dengan teman-temanku di Inggris
saat usiaku 27 tahun.Selain itu aku juga bertemu Mr Khamen.
Aku dan Ana tetap merajut kasih hingga saat ini.Kami telah
memiliki anak dan mereka telah mandiri.